( lokasi para pedagang kaki lima, yang berdagang di depan toko terbit. dan di atas jembatan taman kota kuningan ) |
7detik.com - Kuningan - Pasca adanya insiden dugaan pengeroyokan pada seorang pria ber-inisial WN, yang juga seorang, Aparatur Sipil Negara ( ASN-red) pegawai dari Dinas Perhubungan Kuningan. Adanya persoalan pegawai staff Dishub yang di komandoi oleh Beni Prihayatno, semakin melebar kemana-mana, dari seluruh rekan kerjanya, para ASN, baik warga masyarakat Kuningan, hingga banyak para pedagang kaki lima yang ada di tenda-tenda dagang depan toko terbit di siliwangi, bahkan para pedagang yang ada di atas jembatan di area taman kota, karena para pedagang bertanya-tanya, biasa WN, rajin mengutip atau memungut uang dari para pedagang sebesar 2 ribu rupiah, terkadang dirinya yang suka mengutip, bahkan malah kadang anaknya yang diperintah untuk mengutip saeluruh para pedagang kaki lima setiap sore hari. Dengan menghilangnya WN bak di telan bumi dalam beberapa hari, para pedagang kaki lima di kota kuningan, sangat bersyukur karena uang mereka utuh dan tidak terbuang sia-sia dan penuh sumpah serapah.
Hal tersebut di katakan oleh puluhan para pedagang kaki lima di depan terbit yang terbiasa berdagang di tenda, salah satunya dikatakan oleh BA, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Oh, iya kita di sini juga sudah dengar kemarin dan baca di media online, kalau WN katanya di keroyok massa, serta kemarin juga ada beberapa anggota polisi kuningan, yang berpakaian preman, bertanya, pada para pedagang di sini, soal kegiatan WN, apakah jika setiap sore WN main ke para pedagang itu silahturahmi atau apa, dan kami jawab, bukan silahturahmi, tapi mengutip pungutan uang pada kami, dan pihak polisi itu berbicara, bahwa WN, sedang ada musibah, ya, dari itu semua, akhirnya kami baru tahu, pantas saja WN tidak kunjung nampak batang hidungnya." Ujar BA, dengan di iyakan oleh para pedagang kaki lima lainnya.
Kami di sini para pedagang hampir 10 hari, alhamdulillah tidak lagi di pungut uang sama WN atau kadang nyuruh anaknya, memang nominalnya kecil 2ribu perak, namun jika setiap hari serta ngutipnya juga dari banyak para pedagang, ya atuh, lebih besar pendapatan dia. Ya, alhamdulillah, semoga saja, tidak ada lagi kutipan setiap hari, dan juga dia WN cepet sehat ajalah. Tambahnya menutup obrolannya.
Terpisah, para pedagang kaki lima yang ada di atas jembatan, di bekas gedung KNPI Taman kota Kuningan, hampir rata-rata semua para pedagang yang berdagang di atas jembatan tersebut, SG, yang takut menyebut namanya itu, dia serta para pedagang yang berjualan di di lokasi itu, membenarkan.
"Bahwa WN, memang setiap sore hari, atau kadang menjelang magrib, selalu datang kesini, untuk mengutip pungutan uang sebesar 2 ribu rupiah, pada semua para pedagang yang berdagang di sini, tidak ada yang terlewat, kecuali jika ada pedagang yang tidak buka dagangannya. Kadang bukan WN yang mengutip, kadang anaknya, ya, setiap hari. Dan Kami semua sebenarnya keberatan, namun kami tidak ada kekuatan untuk menolak, karena apa daya kami, apalagi dia kan kerja di Dishub." Kata SG di dampingi beberapa rekanrekan dagangnya, baik para perempuan juga laki-laki.
SG juga mengiyakan, bahwa kemarin memang ada pihak 3 orang intel polisi kuningan, yang bertanya pada para pedagang di lokasi tempat berdagangnya. Hanya bertanya, apakah WN, datang ke lokasi dagangnya untuk berbelanja? dan kami semua menjawab seadanya, bahwa WN datang eksini setiap hari, hanya untuk mengutip pungutan uang saja. Ketusnya menutup pembicaraan.
Selain itu, pasca usai terjadi insiden, pengeroyokan pada Wawan alias Ate, yang di duga di lakukan oleh Ali Action dan sekelompok yang juga di duga anak buahnya itu. Kini menjadi polemik tersendiri, bahkan menjadi bahan perbincangan, yang awalnya pro mendukung Wawan, kini berbalik menjadi kontra. Hal tersebut menjadi perbicangan di media sosial, baik di warga masyarakat Kuningan, serta beberapa pihak LSM juga Ormas, para ASN, rekan-rekan kerjanya di Dishub, juga beberapa pengacara yang awalnya ingin membantu proses hukum, semua kembali mentah di depan mata.
Pasalnya, informasi beredar luas, dengan adanya dugaan Wawan sebagai korban pengeroyokan, yang di duga di lakukan oleh Ali Action CS, sudah lakukan perjajian adama secara kekeluaragaan, dan Ali Action, sudah mengeluarkan uang sebesar 45 juta rupiah, serta memberikan satu unit motor Ninja, sesuai apa yang di minta oleh Wawan, sebagai syarat perjanjian damai dan ganti rugi.
Dengan adanya, perjanjian damai secara kekeluargaan, yang jelas tertera, dengan di bubuhi dua materai berlambang Burung Garuda, lambang negara Indonesia, yang sudah di tandatangani, juga di saksikan bahkan ikut di tandatangani oleh 4 orang saksi. Bahkan banyak para karyawan rumah makan Ali Action juga bersaksi, bahwa Wawan itu sering makan di restoran ali action dan lalu di biarkan jika tidak membayar, serta selain acapkali sering makan di tempat, dia juga kerap meminta uang di restoran tersebut, dan di berikan.
( Raya )