Eris: Siswa-Siswi, Tidak Berpacaran Di Masa Sekolah, Mentalnya Lebih Kuat

( HJ. R. Eris Garini, S.Pd., M.I.Kom,, kepala sekolah SMKN)

7detik.com - Bandung - Seperti yang kita ketahui, bahwa di lingkungan sekolah banyak siswa-siswi yang berinteraksi saling pendekatan secara personal terhadap lawan jenis. Apakah itu, sekadar menjalin pertemanan semata, atau timbul perasaan suka dan ketertarikan, kemudian menjalin hubungan khusus semisal pacaran.

Meski hal ini terlihat wajar dan alamiah, karena pada dasarnya manusia memang selalu terlibat dalam interaksi sosial antara sesama pada usia berapapun itu. Tetapi bila mereka tidak menyadari bahwa kapasitas diri utama mereka di sekolah adalah untuk belajar dan menimba ilmu pengetahuan, maka di balik interaksi antara sesama mereka tanpa kontrol diri yang tepat, dapat pula terselip hal negatif, bila mereka yang masih usia sekolah terbawa pada situasi labil dalam diri masing-masing.

Jika hal ini terjadi, tidak menutup kemungkinan, para siswa-siswi akan terhambat konsentrasi belajarnya, mudah depresi, atau terganggu keseimbangan emosi dan psikologisnya, atau lebih jauh lagi tidak dapat menguasai diri sehingga kerap menimbulkan konflik pada lingkungan belajar itu sendiri.

Pada umumnya di beberapa sekolah yang sangat memperhatikan kondisi mental dan kejiwaan anak didiknya dalam hal ini, berusaha menghimbau kepada siswa-siswinya untuk jangan dulu berpacaran, selama mereka masih dalam proses menuntut ilmu di sekolah.

Tujuannya untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, HJ. R. Eris Garini, S.Pd., M.I.Kom,, kepala sekolah SMKN, 1 Dawuan Kabupaten Subang dalam upacara pagi bahwa pacaran atau hubungan percintaan di usia sekolah adalah pilihan yang buruk.

"Siswa-siswi yang memilih untuk tidak pacaran di masa sekolah, mentalnya lebih kuat, lebih sehat dan bisa mengembangkan karakter baik serta mandiri,"Kata Eris Garini, pada awak media, Selasa ( 14/10/24)

Pernyataan ini pun sempat viral di media sosial dan sontak mendapatkan respon positif dari kalangan masyarakat terutama wali murid, karena mewakili keresahan para orang tua yang memiliki putra-putri beranjak dewasa dan masih duduk di bangku sekolah. Tambah Eris.

Ia berharap, apa yang disampaikannya bisa memberikan penyadaran kepada siswa-siswi agar lebih termotivasi untuk fokus pada masa pembelajaran dan bisa meningkatkan value dalam diri secara optimal. Imbuhnya.

"Efek negatif dari pacaran itu ketika sudah terlalu dalam mencintai, begitu lekat kebersamaan, bahkan ingin segera menikah. Namun fisikmu, mentalmu, emosimu, belum siap untuk masuk ke jenjang rumah tangga, pernikahan di usia dini itu tidak mudah, dan perasaan cinta tidak selalu bisa menyelesaikan semua masalah yang hadir setelah berumah tangga," tegasnya memberikan nasihat di hadapan anak didiknya." Pungkasnya menutup perkataannya.

( Arnita )