Perjanjian Kerja Sama Antara, Indonesia - Turki , Dalam Konteks Pergeseran Kekuatan Global

( H. Awang Dadang Hermawan. Politikus, Pemerhati Sosial dan Sarah )

7Detikdotcom KUNINGAN BER-OPINI -
Kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip ErdoÄŸan, ke Indonesia pada 11-12 Februari 2025 menandai era baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Melalui Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi Indonesia-Turki, telah disepakati 13 perjanjian strategis yang mencakup industri pertahanan, energi, ekonomi syariah, serta diplomasi global, termasuk komitmen bersama untuk memperjuang kan keadilan bagi Palestina.

Lebih dari sekadar hubungan diplomatik, kerja sama ini mencerminkan perubahan peta kekuatan global, di mana Indonesia dan Turki berpotensi menjadi poros baru yang menantang dominasi unipolar dunia Barat. 

Dalam konteks ini, kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa kerja sama ini benar-benar menguntungkan rakyat, bukan hanya segelintir elit ekonomi.

Dari perspektif Eskatologi Islam, kerja sama ini juga dapat dikaitkan dengan persiapan dunia Islam dalam menghadapi babak akhir sejarah, terutama dalam konteks konflik Palestina-Israel dan dominasi sistem global berbasis riba yang menyebabkan ketimpangan global secara permanen.

*Perjanjian Kerja Sama Strategis Indonesia-Turki*

Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden Prabowo dan Presiden ErdoÄŸan menandatangani 13 perjanjian kerja sama yang mencerminkan komitmen strategis jangka panjang:

1. Industri Pertahanan: Kolaborasi dalam produksi drone Bayraktar TB2 dan alutsista berbasis teknologi tinggi.

2. Keamanan Siber: Penguatan sistem pertahanan digital untuk melindungi data strategis negara.

3. Energi Terbarukan: Investasi Turki dalam energi geothermal dan tenaga surya di Indonesia.

4. Infrastruktur dan Transportasi: Percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan dukungan teknologi Turki.

5. Ekonomi Syariah: Sinergi dalam mengembangkan keuangan Islam dan industri halal global.

6. Pendidikan dan Riset: Program pertukaran akademik dan pendirian pusat riset teknologi.

7. Kesehatan dan Farmasi: Kerja sama dalam pengembangan vaksin dan industri farmasi berbasis bioteknologi.

8. Industri Dirgantara: Pengembangan pesawat dan satelit komunikasi dengan teknologi Turki.

9. Pariwisata Halal: Peningkatan kunjungan wisatawan Muslim melalui promosi destinasi halal.

10. Ketahanan Pangan: Investasi dalam teknologi pertanian modern untuk mengurangi ketergantungan impor.

11. Diplomasi Global: Sinergi dalam forum internasional seperti G20, OKI, dan PBB.

12. Pemberantasan Korupsi: Transfer kebijakan dari Turki terkait strategi anti-korupsi berbasis digitalisasi

13. Dukungan terhadap Palestina: Komitmen bersama untuk menggalang blok kekuatan Islam dalam menekan Israel di PBB.
Tetapi itupun ada satu hal yg perlu dicatat bahwa Turki adalah salah satu slagorde Nato , jgn sampai terjadi Turki memasok senjata membantu Ukraina dan menyebabkan Al Mukarom Vladimir Putin "Terusik, Marah," dan seterusnya.

Bahwa, kembali kepersoalan perjanjian kerja sama : Indonsia -Turki dlm konteks pergeseran kekuatan global ,dimana  Kepemimpinan Prabowo Subianto yang tegas terhadap korupsi dan keberpihakan pada rakyat memainkan peran penting dalam memastikan perjanjian ini tidak dikendalikan oleh oligarki dan benar-benar memberi manfaat bagi rakyat Indonesia.

*Kepemimpinan Prabowo: Prioritas pada Kedaulatan Ekonomi dan Rakyat*

Presiden Prabowo sejak awal telah berkomitmen untuk memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya, dengan menekankan bahwa korupsi adalah hambatan utama bagi kedaulatan ekonomi Indonesia. Dalam konteks perjanjian ini, Prabowo memastikan bahwa tidak ada ruang bagi permainan oligarki yang hanya menguntungkan segelintir pengusaha.

Beberapa langkah strategis yang diambil dalam perjanjian ini antara lain:

Mewajibkan semua proyek kerja sama dengan Turki untuk memiliki transparansi anggaran yang bisa diakses publik.

Mendorong digitalisasi administrasi pemerintahan guna mencegah praktik korupsi dalam pengadaan barang dan jasa.

Memastikan bahwa BUMN dan UMKM lokal turut berperan dalam kerja sama ini, sehingga manfaat ekonomi dapat dirasakan oleh rakyat, bukan hanya konglomerat besar.

Presiden Prabowo tidak hanya ingin Indonesia menjadi pasar bagi produk asing, tetapi juga menjadikan kerja sama ini sebagai momentum untuk meningkatkan kemandirian ekonomi nasional. Oleh karena itu, kebijakan strategis yang diterapkan dalam perjanjian ini antara lain:

Teknologi Transfer: Semua investasi Turki di Indonesia wajib melibatkan alih teknologi kepada tenaga  kerja lokal.

Prioritas UMKM: UMKM di sektor pertanian, pariwisata halal, dan industri halal diberikan insentif untuk masuk dalam rantai pasok global.

Pendidikan Gratis untuk Tenaga Kerja: Pemerintah Indonesia akan memberikan pelatihan gratis bagi tenaga kerja yang terlibat dalam proyek kerja sama strategis ini.

Dengan strategi ini, Prabowo memastikan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan elit bisnis, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.

*Perspektif Eskatologi Islam: Menuju Penyelesaian Konflik Palestina-Israel*

Dari perspektif Eskatologi Islam, kerja sama Indonesia-Turki dapat dilihat sebagai langkah awal dalam membentuk kekuatan Muslim global yang mampu menghadapi tantangan akhir zaman, terutama dalam konteks konflik Palestina-Israel.

a. Palestina sebagai Pusat Konflik Akhir Zaman

Berdasarkan Hadits Muslim (5161), sebelum pembebasan Yerusalem, umat Islam akan menghadapi konflik besar dengan Persia dan Romawi. Jika ditafsirkan dalam konteks modern:

Persia dapat dikaitkan dengan Iran, yang saat ini aktif dalam resistensi terhadap Israel. Romawi dapat dikaitkan dengan NATO dan AS, yang menjadi pendukung utama Israel.

Dalam perspektif ini, Indonesia-Turki dapat menjadi kekuatan baru yang memperjuangkan hak-hak Palestina melalui jalur diplomasi dan ekonomi sebelum terjadinya konflik besar.

b. Sistem Ekonomi Islam sebagai Alternatif dari Sistem Dajjal

Sheikh Imran Hosein menekankan bahwa sistem keuangan berbasis riba adalah salah satu instrumen utama Dajjal dalam mengontrol dunia yang telah menciptakan ketimpangan struktural dan kemiskinan permanen secara global.

Indonesia dan Turki, dengan penguatan ekonomi syariah, dapat membangun sistem keuangan alternatif yang tidak bergantung pada dolar dan bank sentral global.

Penguatan perdagangan bilateral berbasis dinar emas atau sistem barter modern dapat mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan global berbasis riba.

c. Menuju Kesatuan Dunia Islam

Sebelum era Imam Mahdi, umat Islam harus bersatu dan membangun kekuatan sendiri. Jika kerja sama ini terus diperluas, bukan tidak mungkin Indonesia dan Turki akan menjadi pusat aliansi ekonomi Islam global yang bebas dari hegemoni Barat, dan benteng pertahanan dunia Islam dalam menghadapi tekanan geopolitik global.

*Kesimpulan*

Perjanjian strategis Indonesia-Turki ini bukan sekadar diplomasi biasa, tetapi memiliki makna mendalam dalam geopolitik global dan Eskatologi Islam. 

Kepemimpinan Prabowo Subianto, dengan komitmen anti-korupsi dan keberpihakan pada rakyat, memastikan bahwa perjanjian ini membawa manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.

Dari perspektif Eskatologi Islam, kerja sama ini juga dapat dianggap sebagai persiapan dunia Islam dalam menghadapi fase akhir zaman, terutama dalam perjuangan membebaskan Palestina dan menantang sistem keuangan berbasis riba yang mendominasi dunia.

Jika aliansi ini terus diperkuat, Indonesia dan Turki bisa menjadi pemimpin kebangkitan Islam di abad ke-21, sekaligus memainkan peran penting dalam sejarah akhir zaman dalam menyongsong kedatangan Imam Mahdi sebagai suatu keniscayaan peristiwa yang telah dinubuwahkan dlm konteks memahami kajian eskatologi islam pada kajian *"Fase Fax Yudaica dan Malhamah qubro menuju fase akhir jaman"*        

Saya teringat tulisan dari HM. Supriatman ,penulis buku Kosmologi islam , menyoal Pax britanica , Pax americana dan kehadiran Pax yudaica yg akan memberangus mata uang dollars ! 

Di persoalan kemungkinan  hadirnya Pax Yuica , Presiden RI : Prabowo Subianto , sdh mengambil langkah tepat masuk di organ  BRICS.

Hadanallahu Waiyyakun Ajma'in.

( Awang Dadang Hermawan.  Pemerhati Intelijen,Sosial Politik dan SARA.)